Palangka Raya — Senin 20 juli 2020, BPSDM Provinsi Kalimantan Tengah menggelar Diklat Area Perjuangan Revolusi Mental secara daring melalui aplikasi Zoom. Pada Sambutan pembukaan diklat, Asisten III Administrasi Umum Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Tengah, Dr. Lies Fahimah, M.Si. mengatakan Pelayanan publik yang di berikan kepada masyarakat harus terus menerus dimaksimalkan, untuk mengatasi hal tersebut pemerintah menerbitkan kebijakan Gerakan Nasional Revolusi Mental sebagaimana diamanatkan oleh Instruksi Presiden Nomor 12 Tahun 2016 tentang Gerakan Nasional Revolusi Mental. Melalui Gerakan Nasional ini, diharapkan akan terwujud manusia Indonesia yang baru, yaitu manusia Indonesia yang memiliki cara pandang, cara pikir, dan cara kerja yang berlandaskan integritas, etos kerja dan gotong royong dalam memberikan pelayanan publik.


Kepala BPSDM Kementerian Dalam Negeri, Drs. H. Teguh Setyabudi, M.Pd
Dalam Laporan Pembukaan, Kepala BPSDM Provinsi Kalimantan Tengah, Sri Widanarni, S.IP., M.Si menyampaikan Pelatihan Revolusi Mental untuk Pelayanan Publik ini, ASN akan diarahkan untuk memiliki kompetensi dalam melakukan revolusi cara pandang, cara pikir dan cara kerja dalam memberikan pelayanan. Dengan Diklat Revolusi Mental untuk Pelayanan Publik ini, diharapkan kewajiban negara dalam memberikan pelayanan publik yang berkualitas pada rakyat dapat tercapai.
Dengan adanya Diklat Revolusi Mental ini akan bukan hanya melahirkan ASN yang memberikan layanan yang berkualitas namun juga sebagai agen perubahan ASN tersebut di instansinya masing-masing. pelatihan revolusi mental.

walaupun dilaksanakan secara daring Diklat Revolusi Mental ini bisa berjalan dengan menyesuaikan perinsip-perinsip solutif, efektif, persuasif, interaktif dan atraktif.
Solutif ditekankan agar saat kita memberikan materi bisa menghadirkan solusi bagi siapa saja yang mendengarkan. Efektif penting diperhaitkan agar penyampaian kita tidak bertele-tele atau berputar-putar. Kemudian, persuasif, membuat apa yang kita sampaikan mampu mempengaruhi orang lain, bukan malah memaksa. Terakhir, interaktif, yang penting dilakukan sebab interaksi pembicara dan pendengar jadi kompen kuat pesan tersampaikan.